Lamaran menjadi satu tanda keseriusan pasangan yang menjalin hubungan sebelum memutuskan untuk menikah. Sejatinya konsep lamaran merupakan permintaan resmi pihak laki-laki untuk menjadikan pihak wanita sebagai calon istri. Namun, masih banyak yang melakukan lamaran dengan hanya sekadar bertukar cincin dengan menanyakan “Maukah kau menikah denganku?” kepada pasangannya. Padahal, konsep dan tata cara lamaran lebih kompleks dari itu. Pertemuan antara dua keluarga menjadi hal yang tidak boleh terlewatkan dalam prosesnya. Keinginan-keinginan dari pihak laki-laki maupun perempuan dapat menemui kesepahaman melalui pertemuan tersebut. Lalu bagaimana konsep dan tata cara lamaran yang baik dan benar agar tidak kehilangan esensinya? Pahami kedua hal tersebut sebelum memutuskan untuk menikah.
Persiapan Lamaran
Semua hal baik berasal dari persiapan yang baik pula, tidak terkecuali dengan konsep dan tata cara lamaran. Melakukan komunikasi dengan keluarga menjadi persiapan terpenting untuk membicarakan bagaimana konsep dan tata cara lamaran akan terlaksana. Sebelum mengadakan pertemuan dengan pihak wanita, biasanya pihak laki-laki terlebih dahulu berkomunikasi dengan keluarganya untuk menyampaikan niat baik dan keinginannya untuk melamar. Pihak laki-laki harus bisa mengutarakan alasannya untuk melamar calon pasangannya dengan baik agar dapat meyakinkan keluarganya. Restu dari keluarga menjadi kunci sebuah konsep dan tata cara lamaran berlangsung dengan lancar.
Penyampaian Niat
Menyampaikan niat untuk melamar dengan segera menjadi jalan agar orang lain tidak mendahului lamarannya tersebut. Ibarat peribahasa “Sebelum janur kuning melengkung”, semua laki-laki memiliki kesempatan untuk melamar pujaan hatinya. Penyampaian niat bisa didahului dengan pihak laki-laki secara resmi meminta izin kepada pihak wanita untuk melakukan pertemuan dua keluarga.
1. Bertemu dengan Keluarga Calon Pasangan
Ketika pihak laki-laki sudah mengantongi izin, pertemuan pun dapat dilaksanakan. Pihak laki-laki dan keluarganya bertemu dengan keluarga calon pasangan untuk menyampaikan niat baik tersebut. Pertemuan dua keluarga ini menjadi langkah awal untuk dapat melangsungkan konsep dan tata cara lamaran sesuai dengan kaidahnya.
Di sisi lain kedua pihak dapat saling mengenal masing-masing anggota keluarga yang hadir saat pertemuan tersebut. Harapannya, proses pembicaraan lamaran dapat lebih efektif dan efisien.
2. Pembicaraan Bersama
Inti dari pertemuan dua keluarga ini adalah menyamakan satu pandangan terkait dengan niat dan persetujuan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius dengan konsep lamaran. Mulanya, masing-masing keluarga akan saling bertukar informasi kedua calon mulai dari sifat, karakter, kebiasaan, sikap, dan hal lain tanpa mengurangi atau menambahinya. Hal tersebut dilakukan agar kedua keluarga dapat memahami dan menerima setiap baik buruknya calon pengantin.
Baca juga : Bagaimana Tujuan Pernikahan : Apakah untuk Mencari Kebahagiaan ?
Pembicaraan tersebut nantinya akan menghasilkan sebuah kesepakatan bagaimana konsep dan tata cara lamaran. Jika perlu, kedua keluarga juga dapat memberikan syarat yang harus dipenuhi kepada masing-masing calon sebelum hari lamaran tiba.
Pemberian Mahar
Mahar merupakan hal-hal yang diberikan oleh pihak laki-laki (calon suami) kepada pihak wanita (calon istri) sebagai tanda untuk menghormatinya. Mahar juga menjadi bentuk keseriusan dan bagian dari kewajiban dalam pernikahan. Kesepakatan dua keluarga besar menentukan seberapa besar jumlah mahar yang sekiranya tidak terlalu membebankan pihak laki-laki. Contoh bentuk mahar yang sering ada tata cara lamaran yang baik adalah uang, emas, perak, dan perlengkapan ibadah. Namun, ada pula mahar berupa hafalan surat al-Quran dari pihak laki-laki. Kembali lagi pada kesepakatan kedua keluarga saat membicarakan konsep dan tata cara lamaran.
Pihak laku-laki yang memberikan mahar juga seringkali berkaitan dengan tanggal penting di antara pihak laki-laki dan perempuan. Hal ini dilakukan agar mahar tersebut menjadi unik dan terkenang. Misalnya, mahar berupa uang sebesar Rp120.816,- yang dapat menandakan tanggal pertemuan pertama kedua calon pengantin pada 12 Agustus 2016.
Penyelenggaraan Acara Lamaran
Melalui persiapan dan proses yang panjang, tibalah hari terlaksananya konsep dan tata cara lamaran. Tidak ingin mendapatkan sorotan dari banyak pihak, biasanya pasangan mengadakan lamaran dengan suasana yang sakral. Acara tersebut hanya mengundang kedua keluarga dan teman-teman terdekat. Hal tersebut bertujuan agar tamu yang hadir dapat merasakan esensi dari konsep dan tata cara lamaran. Suasana haru tentu tidak luput menyelimuti acara lamaran itu. Terlebih bagi orang tua kedua calon pengantin yang akan melepaskan anaknya untuk membangun bahtera rumah tangga.
Perwakilan pihak laki-laki akan mengutarakan maksud dan tujuan kedatangan keluarga yang tidak lain dan tidak bukan adalah melamar pihak wanita. Selanjutnya, perwakilan tersebut juga akan menanyakan keluarga pihak wanita terkait kesediaannya untuk menikahkan anak-anaknya.
Penerimaan Lamaran
Hal yang paling mendebarkan dalam konsep dan tata cara lamaran pun tiba. Perwakilan pihak perempuan akan memberikan jawaban atas pertanyaan dari perwakilan pihak laki-laki. Apabila pihak perempuan memberikan jawaban “Iya”, maka lamaran tersebut sah. Setelah proses tersebut, kedua pasangan melakukan tukar cincin . Rona bahagia akan terpancar dari kedua calon pengantin tersebut. Tidak lupa, akan ada proses dokumentasi dalam acara tersebut sebagai sebuah memori yang terkenang sepanjang hidup.
Setelah prosesi tukar cincin selesai, untaian doa mengiringi kedua calon pengantin agar dapat memperoleh kemudahan dan kelancaran dalam perencanaan pernikahan. Keluarga dan teman-teman dekat juga dapat bergantian memberikan ucapan selamat atas terselenggaranya tata cara lamaran tersebut.
Rencana dan Persiapan Pernikahan
Euforia berhasilnya konsep dan tata cara lamaran yang sudah terlaksana tidak boleh membuat calon pengantin menjadi terlena sehingga tidak menyegerakan untuk membuat rencana pernikahan. Kedua calon pengantin harus banyak melakukan komunikasi dan saling bertukar pikiran terkait pernikahan yang akan dilangsungkan. Seperti yang kita tahu, pernikahan merupakan ibadah terlama yang akan dijalani oleh manusia sehingga sudah sepantasnya membuat rencana dan persiapan pernikahan secara matang. Penyatuan visi dan misi pernikahan juga tidak boleh terlewatkan.
Rencana dan persiapan pernikahan ini dapat dengan melakukan menyiapkan berkas yang dibutuhkan, mengikuti konseling pra nikah, giat menabung, memperbaiki ibadah, serta mempersiapkan fisik dan mental dengan baik. Hal-hal tersebut tentunya tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Alangkah baiknya jika kedua pengantin mengkategorisasikan rencana dan persiapan dari yang paling penting. Dengan demikian, acara pernikahan dapat terealisasikan dengan baik.
